Buenos dias!
Halo, kali ini putri akan me-review kamera Akica milik putri nih, kamera yang bisa dibilang cukup "jadul" ini karena dirawat dengan baik hingga sekarang masih dapat digunakan loh. Kamera ini bisa dibilang ada baiknya dan ada kurangnya dalam menjadi pelengkapan fotografi. Kamera Akica seri Primo BF 800 memang cocok untuk menjadi kamera analog bagi fotografer pemula, tapi kamera ini bukan pilihan yang bagus untuk yang serius dalam dunia fotografi.
Kamera ini dibeli oleh ayah Putri tahun 1990-an akhir, kamera ini tidak terlalu sering dipakai karena menjelang tahun 2000-an sudah banyak kamera-kamera digital yang bermunculan. Ditambah, membeli roll film dan mencetaknya atau mencuci foto pada tahun itu cukup mahal (sekarang juga mahal kok). Jadilah kamera ini masih disimpan dan masih dirawat dengan baik.
Putri menemukan kamera ini dan melakukan beberapa percobaan seperti, mengetes flash, lensa, hingga diafragma kamera, lalu mengetes kamera dengan roll film. Setelah diuji dengan beberapa tes, kamera tersebut masih hidup dan mesin pada kamera masihlah bagus. Tapi ada beberapa hal yang Putri kurang sukai dari kamera ini setelah Putri coba untuk memotret beberapa kali.
Kekurangan :
- Auto flash, kamera ini dilengkapi dengan auto flash yang kadang membuat Putri tidak nyaman saat motret di dalam ruangan atau diluar ruangan
- Tebal, kamera ini cukup tebal walau tidak terlalu berat dan tidak seperti kamera pocket pada umumnya.
- Serba Auto, kamera ini dilengkapi Auto rewind, auto flash, Auto focus sehingga membuat putri kurang merasakan esensi fotografi (ya tinggal cekrek-cekrek jadi)
Kelebihan :
- Design Kamera dan warnanya Putri suka (cantik dan modern )
- Ringan
- Mudah digunakan (Simpel )
- Murah (di pasaran sekarang berkisar 250-400 ribu)
“The camera is an instrument that teaches people how to see without a camera.”
― Dorothea Lange
Sekian jangan lupa komentarnya
Putri